nusakini.com - Bogor - Kepala Pusat Bidang Pertanian (Kapus) Kementerian Pertanian (Kementan) mengungkapkan bila pemerintahan Jokowi-JK melalui Kementan terus berusaha membantu agar supaya image petani tidak dekil dengan berusaha melakukan moderenisasi pertanian

“Kita telah memberikan infrastruktur bantuan alat mesin pertanian baik mesin pra-panen sampai pasca panen, semua itu ditunjukan agar pertanian kita terjadi peningkatan produktivitas dan efisiensi dan juga agar tidak mengakibatkan kejerihan kerja terhadap petani”, ujar Arifin dalam kegiatan ‘Bincang Asik Pertanian Indonesia (Bakpia) di Balai Besar Pelatihan Kesehatan Hewan (BBPKH) Cinagara, Bogor Jawa Barat, Selasa (12/3/2019)

Menurut Arifin, pemerintah tidak hanya memberikan traktor roda 2 namun juga traktor roda 4, sehingga para petani tidak perlu lagi menyentuh lahan yang becek-becek tersebut. 

“Tentu saja program tersebut harus sesuai dengan kondisi sosial ekonomi masyarakat di sekitar, semua harus sesuai dengan aspek teknis, ekonomis, dan sosial”, tegasnya.

Terkait pendidikan, Kementan melalui BPPSDMP sudah melakukan berbagai pengembangan di lingkup Kementan.

“Seperti diketahui kita telah melakukan transformasi kelembagaan pendidikan kita yang tadinya sekolah tinggi menjadi polbangtan. Jadi nanti aset-aset tenaga kerja kita di bidang pertanian betul-betul terampil tidak hanya tahu ilmu pengetahuan dan teknologi tap juga mereka terampil di bidangnya masing-masing”, tandasnya.

Arifin menambahkan, Kementan juga memiliki program khusus kelompok santri tani milenial dan hal tersebut sebagai bentuk hal kongkrit bagaimana meningkatkan kesejahterahan usaha di bidang pertanian khususnya untuk santri tani milenial. 

“Kita juga terus memberikan pelatihan sesuai dengan kebutuhan santri milenial itu sendiri, agar apa yang dilaksanakan sesuai dengan tahapan-tahapan target yang sudah ditetapkan termasuk sampai nanti mereka berusaha. Para petani juga akan terus dikawal, dimana kita mempunyai penanggungjawab untuk mengawal pelaksanaan kegiatan kelompok santri milenial ini”, imbuhnya.

Dikesempatan yang sama, Kepala Balai Besar Pelatihan Kesehatan Hewan (BBPKH) menambahkan, semua pelatihan ini betul-betul yang dibutuhkan oleh para petani milenial maupun santri milenial agar bisa meningkatkan produksi serta meningkatan nilai ekonomi termasuk peningkatan kegiatan pengolahan sistem kerjanya.

“Peran dari balai ini termasuk juga P4S dimana menyiapkan SDM petani milenial, dan untuk santri milenial bukan hanya kita memberikan seekor ayam tetapi juga memberikan bimbingan teknis dan bimbingan tersebut lebih banyak di lapangan setelah itu ada pendampingan pengawalan yakini evaluasi pasca bimbingan teknis dan ada lagi bimbingan lanjutan diharapkan nanti bisa sampai berhasil”, ujar Arifin.

Di balai ini ada juga pemberian serifikasi ‘Juleha’ (juru sembelih halal), juru sembelih yang telah bersertifikat dan sudah mendapatkan pelatiahan 

“Kemudian untuk pendorongan ternak sapi kita memiliki program sapi indukan wajib bunting kami memiliki SDM menyiapkan tenaga-tenaga termasuk examinator, pemeriksaan kebuntingan dan pelatihan untuk dokter hewan, semua itu untuk mendukung program sapi indukan wajib bunting”, imbuhnya.

Seperti diketahui, saat ini, Kementan sedang berusaha mengembangkan sapi belgian blue sebagai bakal sapi pedaging Indonesia. Sapi jenis ini masih dalam pengkajian dan pengembangan. (pr/kj/al)